Alat bantu mbah Google

Selasa, 12 Maret 2013

KEUTAMAAN TAZKIYATUN NUFUS


‎KEUTAMAAN TAZKIYATUN NUFUS 
Pentingnya mensucikan diri

Rasulullah bersabda, "Ada 3 hal, siapa saja yang melakukan tiga hal itu, maka dia akan merasakan nikmatnya kehidupan beriman; (1) Beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dengan mengikrarkan bahwa "Tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Dia (Allah)", (2) Menunaikan zakat hartanya yang baik menurut ukuran dirinya setiap tahun, dia tidak memberikan yang tua sekali, tidak yang kotor dan tidak yang sakit, tetapi yang (dia berikan adalah) hartanya yang sedang-sedang saja, karena Allah tidak meminta harta kalian yang terbaik dan juga tidak memerintakan agar kalian (mengeluarkan) yang jelek, (3) Menyucikan dirinya. Kemudian ada seseorang bertanya, "Apa tazkiyatun nufus (menyucikan diri) itu?" Dijawab oleh beliau, "Hendaklah dia mengetahui (menyadari) bahwa Allah bersamanya di mana pun dia berada". (HR. ath-Thabrani & al-Baihaqi) 

Rasulullah menyebutkan dalam hadits di atas bahwa salah satu dari tiga hal yang mengantarkan seseorang mencapai gerbang kenikmatan hidup dalam naungan iman adalah dengan melakukan tazkiyatun nufus. 

Beliau telah menafsirkan makna tazkiyatun nufus tersebut dengan merealisasikan tingkatan agama Islam yang paling tinggi yaitu "maqom ihsan" (yakni mengabdi kepada Allah dengan keyakinan bahwa Dia Maha Melihat & Maha Teliti terhadap apa yang dirahasiakan dan apa yang ditampak kan oleh hamba-Nya. 

Meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui yang batin dan yang lahir, serta yakin bahwa tidak ada satu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya). 

Tentang urgensi tazkiyatun nufus ini tidak dapat disangkal dan diragukan lagi. Hal ini sangat penting untuk diketahui serta direnungkan oleh setiap muslim. Sebab kesuksesan dan kebahagiaan dirinya baik di dunia maupun di akhirat tergantung pada "kesucian jiwanya", sebagaimana firman Allah, artinya, 
"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.as-Syu'arâ’:88-89). 

Karena sangat urgennya tazkiyatun nufus ini, maka Allah menjelaskan hal itu di banyak ayat dalam al-Qur'an al-Karim. 

Allah telah bersumpah sebanyak 11 kali berturut-turut dalam surat asy-Syams, "Demi matahari dan (demi) cahayanya di pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit dan (demi) pembinaannya, demi bumi dan (demi) penghamparannya, dan demi jiwa serta (demi) penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya". (QS. asy-Syams:1 - 10). 

Demikian juga Allah jelaskan dalam firman-Nya yang lain, 
"Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat (menyebut) nama Rabbnya, lalu dia shalat". (QS. al-A’la:14-15). 

Seluruh nabi dan rasul menyeru kaumnya untuk menyucikan jiwa mereka dari kotoran syirik, kezhaliman, kefasikan, dosa dan kemaksiatan. 

Lihatlah Nabi Allah Musa 'alaihis salam yang mengajak Fir'aun untuk melakukan tazkiyatun nufus, agar terkikis habis dari diri Fir'aun kepongahan dan kesombongan, bahkan karena sangat kotornya jiwa Fir'aun sehingga dia menganggap bahwa dirinya adalah Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Kisah ini bisa kita temukan dalam Al-Qur'an sebagai berikut, artinya, "Dan katakanlah (olehmu wahai Musa kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan dirimu (dari kesesatan), dan engkau akan kubimbing ke jalan Rabbmu agar supaya engkau takut kepada-Nya, Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu'jizat yang besar, tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakainya, kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa)" . (QS. an-Nâzi'ât: 19-21). 

Bahkan tugas terpenting yang Allah bebankan di atas pundak Nabi agung, Muhammad adalah menyuci kan jiwa ummatnya. Bisa kita lihat penjelasan al-Qur'an berkenaan dengan hal itu dalam surat al-Jumu'ah, artinya, "Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang (tugasnya adalah) membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menuyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah(As-Sunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. al-Jumu'ah:2). 

Marilah kita menyucikan jiwa kita! Karena siapa yang mau menyucikan jiwanya, maka jaminan Allah atas dirinya adalah menjadi penghuni surga yang didambakan oleh setiap hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya, "Dan siapa saja yang mendatangi-Nya dalam keadaan beriman, dan bersungguh-sungguh melakukan amal-amal shalih, maka mereka memperoleh derajat yang tinggi (mulia); (yaitu) surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya dan itu adalah balasan bagi orang yang membersihkan dirinya (dari kekufuran, kemusyrikan dan kemaksiatan)" . (QS. Thahâ/20:75-76). 

Di antara do'a yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah adalah, "Ya Allah anugerahi kepada jiwaku ketaqwaan, sucikanlah dia (jiwaku) karena Engkaulah sebaik-baik Dzat yang menyucikannya, Engkaulah wali dan penolongnya" (HR. Muslim).
»»  READMORE...

SEBAGIAN BENTUK AZAB KUBUR


SEBAGIAN BENTUK AZAB KUBUR 
Sumber: Buku “Perjalanan Ruh Setelah Mati” hal 37-44, Khalid bin Abdur Rahman asy-Syayi’. 

Adzab kubur adalah benar adanya, dan ia merupakan salah satu prinsip keimanan yang dipegang oleh Ahlussunnah wal Jama'ah. Ada beberapa bentuk siksa kubur berdasarkan penjelasan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya adalah: Kepala Dijatuhi Batu hingga Hancur .Al-Bukhari di dalam al-Jami' ash-Shahih meriwayatkan dari Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
"Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam mimpi, red), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu lalu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dia jatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pertama kali." 

Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil al-Qur'an, kemudian menentang isinya dan melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan perbuatan maksiat ini, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, 
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. 107:4-5) 

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, "Mereka adalah orang-orang yang lalai, baik mereka lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka selamanya atau umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya, atau lalai dari rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya atau lalai dari kehusyu'an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna bacaannya. Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa yang ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat tersebut. Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan mendapatkan balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/554) 

Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya Disumpal Batu. 

Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, 
"Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami mendatangi sebuah sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri seorang laki-laki yang di sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak. Laki-laki yang berenang menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai sambil membuka mulutnya. Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai melemparkan sebuah batu dan laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian ia pergi berenang kembali. Setelah itu ia menghampirinya lagi, dan setiap kali ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai di samping tumpukan batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka mulutnya." 

Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu adalah pemakan riba. Ibnu Hubairah berkata, "Pemakan riba akan disiksa dengan cara disuruh berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya akan dijejali dengan batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan emas itu berwarna kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya dengan batu adalah isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang ada. Begitu pula halnya dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya terus bertambah padahal Allah subhanahu wata’ala membinasakannya di kemudian hari." (Fath al-Bari 12/455) 

Dibakar Dalam Tungku Api 

Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut: 
"Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian -di dalam riwayat lain dikatakan, "Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di bawahnya dinyalakan api- Nabi saw bersabda, "Ketika itu di dalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan." Beliau mengatakan, "Kami mengintip keadaan di dalamnya, dan kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang, dan dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dari bawah mereka, maka mereka menjerit kesakitan." 

Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para pezina, baik laki-laki maupun wanita. 

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan hak mereka yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi di tempat mesum dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa mereka disiksa dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat kaitannya dengan anggota tubuh mereka bagian bawah (kelamin). (Fathul bari 12/443) 

Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa-besar tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan ke dalamnya seperti berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram dan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkabn fitnah, misalnya; Mempertontonkan kemolekan tubuh; Memperlihatkan bagian tubuh yang mengundang fitnah; Membiasakan mata memandang yang haram; Membiasakan telinga mendengarkan lagu-lagu tentang syahwat yang menggiring kepada hal-hal yang keji dan sebab-sebab lainnya. 

Mulut Dirobek dan Muka Dirusak 

Hadits yang berkaitan dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, 
"Kemudian kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki lainnya berdiri di hadapannya sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang dibengkokkan ujungnya. Kemudian laki laki yang memegang besi menghampiri salah satu belahan muka laki-laki yang sedang bersandar dan merusak mukanya dengan merobek mulutnya hingga ke tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga ke belakang, dari hidung hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke tengkuknya.)" Rasulullah bersabda, " Setelah itu laki-laki yang memegang besi bengkok beralih ke belahan lain dari muka laki-laki yang sedang bersandar dan melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap belahan muka yang pertama. Tidaklah laki-laki yang memegang besi selesai merobek belahan muka satunya lagi kecuali belahan muka lain utuh kembali seperti semula, dan laki-laki yang memegang besi menghampirinya kembali dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya pertama kali." 

Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang yang keluar dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang tersebar luas ke berbagai penjuru (pelosok). 

Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan Kuku dari Tembaga 

Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur berdasar mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sejumlah kaum yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan mengumpat) yang diharamkan, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
"Ketika aku dimi'rajkan, aku bertemu dengan suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada mereka. Aku bertanya, "Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, "Mereka itu ialah orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka menggunjing) serta merusak kehormatannya." (al-Musnad 3/224 dan Sunan Abu Dawud 4879)
»»  READMORE...

Senin, 04 Maret 2013

MENYONGSONG KEDAULATAN TATA-KELOLA MIGAS INDONESIA


MENYONGSONG KEDAULATAN TATA-KELOLA MIGAS INDONESIA

Dalam membicarakan kedaulatan wilayah Indonesia, kerap kita mendengar statement yang sangat patriotik, yaitu “tidak akan membiarkan sejengkal pun wilayah Indonesia direbut oleh pihak asing”. Namun sikap patriotik itu tidak berjejak sedikit pun ketika membicarakan kedaulatan energi, khususnya atas minyak dan gas.
Berdaulat dan tidaknya sebuah negara,akan tercermin tatkala negara tersebut menjadi mentor dan remote kontrol dalam pengelolaan energi. Minyak dan gas adalah barang publik yang mengatur hajat hidup orang banyak, maka dalam hal ini negara harus menguasainya disamping konstitusi sudah mengamanatkannya. Akan tercedrai hakekat terbentuknya sebuah negara jika negara tidak mampu mensejahterkan rakyatnya. Bagaimana rakyat akan sejahtera dan negara akan berdaulat jika pengelolaan sektor energi tidak ada dalam genggaman negara.
Secara jelas didalam pasal 33 ayat 2 UUD 1945, bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pasal ini cukup tegas dalam konsep kedaulatan pengelolaan kekayaan alam Indonesia. Pemerintah dalam setiap kebijakan harus mampu menginternalisasi kemuliaan pasal ini. Sangat ironis sekali jika pemerintah merestui berdirinya perusahaan yang mengelola sektor energi yang sangat strategis di luar teritorial kedaulatan NKRI. Jika praktek ini terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kedaulatan tata kelola kekayaan alam Indonesia khususnya bidang energi, bagaikan permainan catur pihak asing yang tidak tunduk ke dalam hukum nasional Indonesia.
Dalam bukunya berjudul Migas dan Energi di Indonesia, almarhum Widjajono Partowidagdo mantan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral menulis (hal 98): ”Sesuai amanat konstitusi, untuk mempercepat realisasi kemandirian nasional sangat diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan berani untuk segera mengumumkan bahwa kontrak lapangan produksi yang dikelola perusahaan asing yang akan berakhir, tidak akan diperpanjang”. Ini adalah sebuah keberanian yang perlu diacungkan jempol untuk mengakhiri konrak dengan pihak asing. Karena menurut data dari kementerian ESDM (2011) bahwa dalam waktu enam tahun ke depan hingga 2018, terdapat puluhan kontrak migas yang akan berakhir. Blok-blok dimaksud antara lain Riau (Chevron, 2013), Mahakam (Total, 2017), South Sumatra, SES (CNOOC, 2018), South Natuna Sea B (Conoco-Phillips, 2018), East Kalimantan (Chevron, 2017), Sanga-sanga (Virginia, 2018), Lho Sukon B (Exxon, 2017), Corridor, Bertak, dan Bijak Ripah (Conoco-Phillips, 2016), Onshore Salawati Basin (PetroChina, 2016), Ogan Komering (PetroChina, 2018), dan Arun B (Exxon, 2017). Hampir semua blok tersebut masih menyimpan cadangan besar, telah dikelola asing sejak 1970-an.
 Berbicara kedaulatan permanen sebenarnya telah dibicarakan di tingkat internasional yang menghasilkan resolusi PBB 1803, 14 Desember 1962 yang mengakui adanya kedaulatan negara atas SDA (permanent sovereignty over natural resources). Ada beberapa butir penting dari resolusi ini yang menarik untuk dicatat. Pertama, kedaulatan permanen negara terhadap SDA dilaksanakan demi kesejahteraan penghuninya dan pembangunan nasional. Kedua, eksplorasi dan bangunan SDA harus sesuai aturan-aturan yang ada di masyarakatnya. Ketiga, kerjasama investor dan negara dalam pengelolaan SDA dan pembagian keuntungan tidak boleh membawa dampak pelemahan terhadap konsep kedaulatan permanen negara atas SDA. Keempat, tindakan nasionalisasi dan penyitaan diizinkan dengan alasan kepentingan publik dan keamanan. Kelima, kontroversi yang muncul sebagai akibat dari tindakan nasionalisasi dan penyitaan itu dapat diselesaikan melalui arbitrase atau ajudikasi internasional.
Menurut hemat saya ketika pemerintah tidak lagi memperpanjang kontrak dengan pihak asing maka SDA dan migas indonesia akan berdaulat sehingga rakyat indonesia akan sejahtera seperti yang telah terbukti dilakukan oleh negara-negara di Amerika Latin seperti Venezuela, Argentina, dan Bolivia.
»»  READMORE...

Sabtu, 02 Juni 2012

REFLEKSI AHIR TAHUN ANTARA PENGANGGURAN DENGAN KAUM INTELEKTUAL

Sungguh menyedihkan ketika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah pengangguran pada tingkat serjana pada Agustus 2010. Dengan jumlah lulusan sarjana (S1) yang menganggur sebesar 1,2 juta jiwa. Setiap tahun rata-rata 20% sarjana baru Indonesia menjadi pengangguran. Sebagai orang yang telah menempuh pendidikan tinggi di sebuah Universitas, tentu sangat menyakitkan apabila ilmu yang selama ini didapatkan di bangku kuliah, ternyata tak bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi jika selama kuliah sudah mengeluarkan biaya yang tak sedikit jumlahnya, pasti sangat menyesalkan tentunya.
Semakin banyaknya pengangguran intelektual membuat mayoritas mahasiswa jadi ikutan takut dengan keadaan itu. Kondisi itu bagaikan sebuah momok yang menakutkan, yang selalu menghantui pikiran. Bayangan menjadi pengangguran ketika sudah lulus kuliah pastinya juga akan dilewati banyak mahasiswa di berbagai perguruan tinggi (PT) di Indonesia. Karena sekarang ini, meskipun sudah menenteng gelar sarjana, seorang mahasiswa belum tentu mendapatkan pekerjaan. Malahan bisa terancam semakin menambah jumlah penganguran intelektual yang sudah bertumpuk banyaknya.
Sampai saat ini, jika ada mahasiswa setelah lulus kuliah belum mendapatkan kerja, mereka akan selalu menjadi bahan pembicaraan masyarakat di mana Ia tinggal. Dan ini akan menjadikan sebuah beban moral bagi mahasiwa itu sendiri. Selama ini, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mahasiswa yang nganggur itu disebabkan mereka terlalu pilih-pilih pekerjaan dan memiliki gengsi terlalu tinggi, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal pendapat itu tak sepenuhnya benar. Karena pastinya tak akan ada mahasiswa yang mau menganggur setelah menyelesaikan jenjang perkuliahan.
Jika diurai satu persatu, permasalahan semakin banyaknya pengangguran intelektual di Indonesia sebenarnya tak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan PT di Indonesia yang belum mampu mewadahi mahasiswa dalam mengembangkan setiap bakat dan kemampuannya. Di samping itu, sistem pembelajaran di kelas yang masih berpusat pada dosen (teacher oriented)  juga semakin memperburuk perkembangan daya nalar mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang diterimanya. Sehingga mahasiswa terkukung dalam belenggu peraturan perkuliahan, yang membuat mahasiswa menjadi kelabakan ketika nantinya harus terjun ke masyarakat setelah lulus wisuda.
Sistem pendidikan di PT yang masih membelenggu mahasiswa harusnya layak dievaluasi dengan menggunakan metode pengajaran yang lebih humanis, dan menempatkan dosen sebagai mitra belajar mahasiswa. Bukannya mahasiswa diposisikan sebagai orang yang tak tahu apa-apa seperti dalam sistem pengajaran teacher oriented. Karena selama ini, proses pembelajaran dengan metode teacher oriented seolah menjadikan dosen sebagai pemegang kendali suasana kelas, serta sifat pembelajarannya yang searah membuat mahasiswa kurang berkembang dan tak bisa berfikir kreatif.
Kondisi itu harus diubah dengan pembelajaran dengan menggunakan metode student center learning, di mana posisi mahasiswa dengan dosen itu sejajar dan tak ada yang merasa lebih tinggi dan kuasa. Sehingga proses pembelajaran bisa bersifat dua arah dan keduanya saling terbuka untuk memberikan masukan, yang bisa membuat hidup suasana.
Saya berpikir jika metode pembelajaran model student center learning diterapkan,  maka bisa membuat mahasiswa mampu mengeluarkan segenap potensinya, karena tak merasa tertekan dan bisa leluasa menyampaikan pendapat. Sehingga kemampuan proses berpikirnya menjadi terasah dan ketika nanti harus turun ke masyarakat, tak lagi canggung karena setidaknya memiliki sudah bekal dalam perkuliahan. Atau setidaknya, proses perkuliahan bisa mencetak mahasiswa menjadi makhluk yang terampil dan tak mengalami kesulitan lagi dalam mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja. Karena ilmu yang didapatkan mahasiswa sesuai dengan yang permintaan dunia kerja maupun stakeholder.
Pernyataan di atas adalah ungkapan pribadi yang sebenarnya ingin saya suarakan kepada pemerintah. Karena sebagai seorang mahasiswa, saya tak ingin setelah wisuda dan meraih gelar sarjana malahan menjadi pengangguran dan menjadi beban negara. Sudah saatnya Depdiknas untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang sekarang guna menghindari semakin banyaknya pengangguran intelektual di Indonesia. Karena output model sistem pendidikan sekarang yang cenderung teacher oriented sudah ketinggalan zaman.
Pemerintah harus mendengar keluh kesah dan aspirasi dari mahasiswa. Karena mahasiswa juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan bermutu. Sehingga ketika mereka lulus sudah mempunyai bekal yang cukup untuk memasuki persaingan dalam dunia kerja. Dan tak menambah jumlah pengangguran bagi bangsa ini. Bukan malahan menyalahkan mahasiswa ketika sudah menjadi bagian dari pengangguran intelektual itu sendiri.
Bagaikan lingkaran setan

            Rendahnya perhatian pemerintah akan perlunya pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas menyebabkan terjadinya kemerosotan di dunia pendidikan. Akibatnya, terjadi peningkatan kemiskinan dan pengangguran yang disusul merebaknya tindakan kejahatan di tengah masyarakat. Kebodohan menyebabkan kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan terhalangnya mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Karena tidak berpendidikan dan tidak memiliki pengalaman apapun, menjadi pengangguran dan melakukan tindakan menyimpang. Kebodohan, pendidikan, kemiskinan, pengangguran, dan tindak kejahatan, begitulah seterusnya bagaikan lingkaran setan.
            "Lingkaran setan" di lembaga dunia pendidikan itu, begini ceritanya. Ada tuduhan yang menyebabkan rendahnya mutu mahasiswa Indonesia disebabkan Perguruan Tinggi (PT) yang tak berkualitas. PT lalu menyalahkan sekolah menengah tingkat atas (SMA) yang tidak becus memproduksi calon mahasiswa. Pihak SMA kemudian menyalahkan sekelohah menengah tingkat pertama (SMP) yang tak berhasil mendidik muridnya. Pihak SMP pun menyalahkan sekolah tingkat dasar (SD) yang tak becus mendidik anak-anaknya. Lalu pihak SD pun menuduh pihak PT tidak becus memproduksi calon guru yang berkualitas dalam mengajar. Begitulah seterusnya bagaikan lingkaran setan. Sebuah dilemma yang cukup alot.

Peningkatan kompetensi dan harapan terhadap pemerintah
           
            Antara pengangguran dan pekerjaan dapat dianalogikan seperti antara barang dagangan dengan pembeli. Dimana seorang pembeli yang bijak tidak akan pernah mau membeli barang dagangan yang tidak bisa memberikan manfaat bagi dirinya. Mahasiswa yang dianalogikan sebagai barang dagangan tidak akan pernah dibeli (di Recrut) oleh perusahaan atau stakeholder yang sebagai pembeli ketika mahasiswa itu tidak bisa berbuat apa-apa ataupun sebagaimana yang diharapkan oleh pembeli tersebut.
Jadi sering sekali kita mendengar suara yang mendengungkan telinga ketika seorang serjana mengatakan dan menjastifikasi bahwa mencari pekerjaan sangatlah sulit. Hal ini mungkin disebabkan oleh daya jual mahasiswa itu tidak bisa dipersaingkan, karena kita ketahui bahwa dunia globalisasi saat ini penuh dengan competitive dan ketika tidak mampu bersaing sehingga dikatakanlah bahwa mencari pekerjaan itu sangatlah sulit. Sebenarnya ketika mahasiswa itu mempunyai daya jual yang tinggi maka pekerjaan yang diharapkan tidaklah sesulit yang dibayangkan.
            Kalau kita bandingkan dengan sistem pendidikan yang ada di Luar negri khususnya Negara tetangga kita Malaysia yang beberapa waktu lalu saya berkesempatan melakukan research dan menghadiri seminar internasional di sebuah Partner University yang bernama Nottingham University branch of  United Kingdom yang mahasiswanya didominasi oleh mahasiswa asing terutama yang berasal dari Europe dan Australi, beberapa hari saya habiskan untuk diskusi dengan lecturer dan beberapa mahasiswa disana ternyata terdapat banyak perbedaan dalam sistem pendidikan dengan negara kita salah satu nya adalah durasi semester di Universitas itu hanya empat bulan.  Dan dua bulan berikutnya adalah mengambil  part-time di beberapa Negara yang telah melakukan kerja sama dengan universitas ini. Pihak Universitas hanya membantu pembiayaan dalam pembuatan Visa dan Passport  sedangkan untuk Living cost ( biaya hidup) selama disana dicari sendiri oleh mahasiswa tersebut, sehingga mayoritas mahasiswa sudah terlatih untuk hidup berdikari dan mandiri.
Sistem seperti ini tentunya sangat kita harapakan kepada pemerintah sebagai decision maker (pembuat kebijakan) supaya mahasiswa di negri ini bisa berdikiri dan dari situlah terciptanya sebuah “kemerdekaan”, sebab mengutip statement dari Francis Bacon bahwa jika anda ingin merdeka maka hendaklah anda mandiri. Dan akhirnya peran seorang mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control social tidak ada lagi ditemukan istilah “pengangguran dalam tubuh intelektual”.

    Written by : Satria Antoni
                  Mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 07









»»  READMORE...

Mengambil ik’tibar pasca gempa dan tsunami di negeri sakura


Jumat siang 11 maret adalah mimpi buruk bagi negeri sakura yang makmur. Gelombang hitam setinggi 10 meter menghantam negeri ini setelah di undang gempa dengan kekuatan 8,9 Skala Ritcher (SR). Jumlah korban tewas di negri matahari terbit ini juga terus meningkat tajam. Kabar yang belum dapat dikonfirmasi menyebutkan bahwa angka korban tewas akibat gempa dan tsunami diperkirakan mencapai 20.000 jiwa. Jumlah itu termasuk 2.000 mayat yang ditemukan di pantai-pantai di prefektur Miyagi. Hal yang sangat membahayakan bagi warga jepang ini dan menarik perhatian dunia adalah ketika pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima Daiichi sekitar 250 km timur laut Tokyo meledak pada reaktor nuklir No.1 dan No.3 yang menyebabkan kepanikan ketika asap putih bercampur radioktif membumbung di udara. Dalam situasi darurat ini, otoritas jepang mengingatkan warga yang masih tinggal di dekat reaktor-reaktor nuklir agar tidak keluar dari rumah, menutupi kulit tubuh dan menutupi mulut dan hidung dengan handuk basah guna menghindari kontaminasi radiasi. Sebanyak 210 ribu warga di Fukushima telah di evakuasi menjauh dari zona nyaman dengan radius 20 km.
Di sisi lain, saat ini sangat gencar di bicarakan rencana pemerintah Indonesia untuk menggunakan nuklir sebagai sumber energi listrik. Adapun tempat untuk membangun reaktor nuklir ada beberapa lokasi antara lain ; Gunung Muria (Jepara, Jawa Tengah), Pulau Madura dan Banyuwangi (Jawa Timur). Akan tetapi upaya ini mendapat penolakan keras dari warga dilokasi yang dipilih ini. Sebelumnya pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangani kontrak untuk pembangunan PLTN di Indonesia. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)  bekerjasama dengan Korean Hydro Nuclear Power (KHNP) telah melakukan Memorendum Of Understanding (MoU) terkait rencana pembangunan PLTN tersebut. Pembangunan PLTN akan dibangun mulai tahun pertengahan 2011 dengan kapasitas 6.000 MW setelah melakukan feasibility study (studi kelayakan) pembangunan di Gunung Muria, Jepara Jawa tengah.
Pertanyaannya, benarkah PLTN menjadi alternatif terbaik bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin berkurang?
Selama ini, bahaya pemakain nuklir dinilai kurang disosialisasikan. Menurut pakar Nuklir Indonesia Iwan kurniawan menyatakan bahwa bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan energi nuklir adalah :
1.      Limbah nuklir mengandung radioaktif. Yakni radiokaktif yang dihasilkan dalam jumlah tinggi dapat bertahan dalam ribuan tahun dan akan merusak lingkungan.
2.      Merusak kandungan mineral air tawar. Yakni radiasi nuklir dengan mudah menyebar dalam air tawar melalui proses desalinasi, sehingga konsumen aka terkontamisasi oleh radiasi nuklir.
3.      Limbah nuklir berpotensi memberikan efek merugikan terhadap kesehatan manusia. Seperti cacat permanen, merusak sel manusia hingga berujung kematian.

Indonesia harus belajar dan mengambil ik’tibar (pelajaran) pada negara-negara pengembang nuklir seperti Jepang, Rusia dan Korea. Mereka telah memberikan pelajaran berharga betapa nuklir sangat berbahaya bagi kehidupan. Kalau kita bandingkan dengan sektor ekonomi, apakah berimbang nilai ekonomi dibanding dengan ancaman bencana yang dikandungnya? Kembali kita membaca historis yang mencengangkan dunia yakni insiden 26 April 1986 dimana terjadi sebuah kecelakaan nuklir terbesar sepanjang sejarah terjadi di Chernobyl, Uni Soviet yang menyebabkan 24.403 orang dinyatakan terkena radiasi berat.
Menurut hemat saya pemilihan pembangunan PLTN guna memenuhi kebutuhan listrik adalah hal yang kurang tepat. Pemerintah harus menyadari bahwa negara kita Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi tenaga listrik. Yakni panas bumi, tenaga gelombang dan arus, angin, tenaga surya, energi nabati,bioenergi dan potensi energi lainnya.
Di sisi lain, dalam konteks kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan Robbul Jalil  kita tentunya ber-ekspektasi bahwa pasca insiden dan bencana gempa dan tsunami yang menimpa negara jepang hendaknya mampu  membuka kembali mata kita setelah negeri Aceh diluluh-lantakkan oleh sang pemilik alam semesta pada 26 Desember 2004 silam. Dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-A’nkabut [29] :40 Allah berfirman :“Maka masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi, dan diantara meraka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya meraka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Wallahu alam bissowaf..
                       

Satria Antoni
Mahasiswa Ilmu Kelautan UNRI yang                   concern dengan lingkungan hidup

CP : 0852-6542 4847
»»  READMORE...

in , , ,

TRAGEDI RUYATI VS PIDATO SBY di JENEWA


 Tangggal 14 juni 2011 lalu merupakan sebuah moment sejarah bagi Indonesia. Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai pembicara kunci (keynote speaker) dalam konferensi international labour organisation (ILO) di Jenewa Swiss. Presiden SBY sebagai perwakilan Indonesia sekaligus pembicara kunci (keynote speaker) mendapatkan standing applause dari seluruh negara yang hadir dalam konferensi yang sangat prestisius tersebut. Dalam pidatonya, Presiden SBY menyampaikan 6 program prioritas Indonesia dalam menangani permasalahan bagi buruh. Salah satu dari program itu adalah bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi para buruh migran, baik dari sektor kesehatan, perlindungan, hingga pendapatan. Selain itu SBY membanggakan peran para TKI atau buruh migran yang merupakan pahlawan devisa negara. Sehingga wajar saja Juan Somavia, Direktur Jendral ILO, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada SBY karena Indonesia memiliki mekanisme perlindungan terhadap buruh migran yang sudah tersedia institusi dan regulasinya.
4 hari setelah SBY meninggalkan kota Jenewa, pidato SBY yang berhasil memukau para delegesi konferensi tersebut akhirnya menyulut kontroversi dunia tepatnya tanggal 18 juni salah seorang tenaga kerja migran asal Indonesia di Arab Saudi Ruyati binti Sapubi dihukum pancung, namun ironisnya pihak KBRI dan konsulat Indonesia di Arab Saudi tidak mengetahui hal itu sama sekali apalagi pembelaan maksimal terhadap TKI asal bekasi jawa barat tersebut.
Ruyati binti Sapubi (54), warga Kampung Ceger, Kecamatan Sukatani, Bekasi, Jawa Barat, menjalani hukuman mati dengan cara dipancung di Mekah, Arab Saudi, Sabtu (18/6) lalu. Ruyati dihukum mati karena membunuh istri majikannya.Insiden pembunuhan terjadi setelah Ruyati bertengkar dengan istri majikannya karena keinginan untuk pulang tidak dikabulkan dan kerap kali ruyati mendapatkan siksaan dari majikannya.
 Hukum pancung  Ruyati telah menjadi tragedi serta derita ribuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Polemik selalu panas saat ada kasus menonjol yang diderita satu atau dua orang TKI. Setelah kasus itu menumpuk, semuanya tinggal menjadi daftar yang tidak banyak lagi berbicara bagi perbaikan nasib nereka.
            Potret TKI terlalu sering membuat wajah kita muram. Sejak berangkat, mereka sudah menjadi objek eksploitasi. Saat ditempat  kerja, sebagian mereka harus tahan menerima siksa. Begitu pulang, mereka harus melalui gerbang khusus di bandara agar lebih mudah di palak. Dari tahun ke tahun terus begitu, saat ini Ruyati adalah tragedi karena kejadiannya masih hangat. Setelah polemik tentang ruyati sekian berlalu, hampir bisa dipastikan dia hanya menjadi salah satu item dalam daftar kasus yang menimpa TKI. Dari pengalaman yang sudah-sudah, tragedi yang menimpa TKI belum banyak memberi pengaruh siknifikan bagi perbaikan nasib para sosok yang kerap disebut pahlawan devisa itu.
Dari sebutannya yang secara resmi juga di akui pemerintah, mereka memang terlihat begitu berwibawa. Tidak setiap orang bisa menyandang julukan pahlawan. Namun begitu melihat nasib mereka pada umumnya, prediket pahlawan itu menjadi terasa miris. Mereka tidak mendapatkan tempat sebagaimana layaknya seorang pahlawan.Tentunya masih segar dalam ingatan ketika Sumiati ramai dibicarakan karena disiksa majikannya di Arab saudi, November 2010. Saat itu, semua pejabat terkait terlihat sibuk untuk menyelesaikan maslah sumiati, sebelumnya juga ada kasus yang mengiris hati kasus Nirmala Bonat yang disiksa majikannya di Malaysia. Masih banyak lagi kasus lain yang hangat di bicarakan pada masanya tapi kemudian berlalu begitu saja.
Menurut hemat saya pemerintah harus bersikap tegas terhadap tindakan otoritas Arab saudi yang meneksekusi mati Ruyati. Jika pemrintah memiliki kemauan dan komitmen tinggi terhadap perlindungan para TKI di Arab saudi maka kasus-kasus yang seperti Ruyati ini Insyaallah tidak akan terjadi lagi. Agar daftar kasus TKI tidak terus bertambah panjang, jadikanlah Ruyati ini kasus terakhir. Setelah ini jangan ada lagi. Ini adalah momentum yang baik untuk menata kembali atau bahkan mengevaluasi kembali secara total pengirimin TKI ke luar negeri. Wallahu alam bissowaf..
                       
Satria Antoni
Mahasiswa Ilmu Kelautan UNRI yang                        concern dengan masalah sosial
      e-mail: antoni_scientist@yahoo.com
CP : 0852-6542 4847


»»  READMORE...

Rabu, 29 Februari 2012

Mengambil I’ktibar dari Semangat Sumpah Pemuda


”Berikan 100 orang tua kepada ku niscaya dengan 100 orang tua itu akan mampu memindahkan Gunung Semeru dan berikan 10 pemuda kepadaku niscaya dengan 10 pemuda itu akan ku guncang dunia.” Inilah sebuah ungkapan yang pernah dilantunkan  finding father Indonesia sang orator ulung yang pernah di kenal dunia, sekaligus presiden perdana yang pernah memimpin Indonesia Ir. Soekarno. Dalam pikirannya
pemuda digambarkan sosok unggul, pilihan, bergairah, bergelegak dan bergelora secara fisik, psikis, intelektual, serta yang terpenting sikapnya. Pemuda sosok superior, progresif, revolusioner dengan api berkobar-kobar, dan bara spirit yang menyala-nyala. Ketika ia menyanjung betapa pentingnya keberadaan sebuah komunitas pemuda dalam suatu bangsa dan negara, dalam sejaran Indonesia dari prolog sampai epilog kemerdekaan, pemuda memiliki peranan luar biasa sebagai avant garde (ujung tombak) perubahan. Tonggak kebangkitan lahirnya kesadaran “berbangsa”, peran tersebut dapat dilihat sejak para pemuda membuat “komunike politik kebangsaan” 28 Oktober 1928. “Satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa”.
Berbagai hal menyangkut perubahan dan pembangunan, selalu dikaitkan dengan adanya campur tangan peranan pemuda. Sejarah membuktikan itu, di berbagai belahan dunia perubahan sosial politik menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, tak hanya menjadi seperti mata air, tapi juga hulu, hilir sampai muara. Bahkan pemuda sebagai air atau sumber energi perubahan.
Bulan Oktober termasuk salah satu bulan yang bersejarah bagi bangsa ini. Setidaknya tercatat dua peristiwa sejarah bagi bangsa ini, Hari Kesaktian Pancasila dan Sumpah Pemuda. Sebuah pertanyaan bagi kita, apakah kita masih menganggap sejarah bangsa ini sebagai suatu bukti nyata lahirnya bangsa Indonesia atau sekedar cerita dongeng yang semakin diragukan kebenarannya? Seberapa besar kita masih mengingat peristiwa Sumpah Pemuda? Mungkin kita yang sudah dewasa masih mengingat bagaimana cerita perjuangan hingga pahlawan kita bisa melahirkan Hari Sumpah Pemuda. Akan tetapi saat ini generasi muda bangsa ini justru melupakan makna Sumpah Pemuda itu. Perkembangan jaman tentu saja berdampak pada perkembangan pola pikir juga, tetapi tampaknya generasi muda bangsa ini justru tidak mengalami perkembangan pola pikir itu.
Tentang isi teks dari Sumpah pemuda adalah sebagai berikut :
  • PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
  • KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
  • KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Hal ini sudah terjadi 83 tahun yang lalu, tetapi kita tidak boleh melupakan apa yang menjadi semangat para pemuda pada masa itu, yang akhirnya membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya. Karena keberadaan Sumpah Pemuda inilah yang merupakan batu pijakan untuk bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Inspirasi apa yang bisa kita pelajari dari Sumpah Pemuda ini?
Pertama, Visi Kesatuan
Visi kesatuan adalah hal penting yang perlu kita miliki. Masihkah ingat dengan analogi yang sering digunakan selama masa kita sekolah dahulu. Satu batang lidi akan dengan mudah dipatahkan, tetapi jika lidi-lidi disatukan dan diikat, maka akan sangat sulit untuk dipatahkan. Begitu pula kita sebagai Generasi Mudanya Bangsa Indonesia, mari kita bersatu padu, bahu membahu untuk membangun dan memajukan bangsa Indonesia!
Kedua, Semangat Anak Muda
Sepanjang sejarah selalu mengatakan bahwa anak muda memiliki satu hal yang khas. Ya, semangat anak mudalah yang menjadi ciri khas bagi anak muda! Wahai anak muda, apa pun yang sedang Anda lakukan saat ini, entah sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan, profesional maupun pengusaha, mari tunjukkan semangatmu! Janganlah menjadi anak muda yang loyo, tidak bersemangat ,dan mudah putus asa! Mari menjadi anak muda yang penuh semangat dan antusias dalam apa pun yang kita kerjakan.
Ketiga, Komitmen dan Konsisten untuk Mencapai Visi
Para pemuda saat bersama-sama merumuskan apa yang sekarang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda, tidak hanya sampai di tahap merumuskan saja. Mereka pun setelahnya mengambil tindakan dengan penuh komitmen dan konsisten untuk merealisasikan apa yang telah mereka rumuskan bersama dalam Sumpah Pemuda. Begitu pula dengan Anda sebagai Generasi Muda Bangsa, jangan hanya berhenti hanya memiliki visi dan impian saja, tetapi beranilah mengambil tindakan dengan penuh komitmen dan konsisten untuk merealisasikan apa yang menjadi visi kita. Ingat, ACTION is POWER! Sebaik apa pun visi dan impian yang kita miliki, namun jika kita tidak pernah mengambil tindakan dengan komitmen dan konsisten, mustahil visi kita akan terwujud.
Sebagaimana yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kita harus sadari, para pejuang (termasuk di dalamnya para pemuda) hanya mengantarkan rakyat Indonesia ke alam kemerdekaan. 

            Selanjutnya, kita yang mengisinya bukan sekadar merayakannya. Perayaan hari “Sumpah Pemuda” semestinya tidak hanya sekedar ritual semata. Didalam diri para pemuda semestinya tertanam semangat untuk mengubah nasib bangsa. Mulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, dan masyarakat. Semangat “Sumpah Pemuda” akan tertanam apabila para pemuda saling bersinergi dan menularkan virus-virus motivasi bagi kader berikutnya yang akan meneruskan perjuangan bangsa.

Mari dengan semangat Sumpah Pemuda, jadikan diri kita menjadi lebih optimal! Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke-83, Maju Terus Bangsa Indonesia dan Jayalah pemuda Indonesia!
Wallahualam bissawaf....


»»  READMORE...